Dewasa ini, kemampuan yang kita miliki untuk mengumpulkan banyak informasi terkadang melaju erat dengan ketidakmampuan kita mengolah tumpukan informasi tersebut menjadi bahan yang bernilai guna. Ketidaksinkronan tersebut direpresentasikan oleh istilah information overload yang pertama kali diperkenalkan oleh Gross (1964) sebagai kondisi ketika jumlah informasi yang diterima sebuah sistem (biologis/nonbiologis) melebihi kapasitasnya untuk memproses informasi tersebut.
Fenomena information overload sendiri sulit dilepaskan dari pesatnya perkembangan teknologi yang senantiasa memperluas produksi serta aksesibilitas informasi. Bawden & Robinson (2020) melaporkan pencarian istilah information overload melalui Google menghasilkan jumlah lebih dari tiga juta item. Selain itu, pencarian melalui sebuah database literatur akademik—Web of Knowledge—menghasilkan sekitar 3.000 artikel bertopik serupa.