Pada hari Rabu, 30 Juli 2025, Kreasi Asa Aguna Fakultas Psikologi UGM bekerja sama dengan UKP UGM untuk mengadakan pelatihan mikro konseling yang ditujukan bagi anggota KAA 2025. Kreasi Asa Aguna (KAA) adalah salah satu kegiatan yang dinaungi oleh Lembaga Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Pada kegiatan tahun 2025, KAA akan mempromosikan isu-isu kesehatan mental melalui media sosial serta menyediakan kegiatan konseling teman sebaya, baik secara individu maupun kelompok. Adapun kegiatan konseling teman sebaya yang diadakan mengangkat tema “Selayang Rasa: Dari Sibuk Berlari Menuju Pulang yang Berarti”.
Pada tanggal 24 Mei 2025, UKP membuka booth dalam kegiatan Adolescent Mental Stability Advocate Competition (AMSAC) 2025 yang diadakan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM. AMSAC merupakan kegiatan ajang edukatif dan inspiratif bagi generasi muda untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu kesehatan jiwa yang diselenggarakan oleh Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM dan SMA Masa Depan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI. Adapun tema besar kegiatan tersebut adalah “Mendobrak Batasan, Membuka Peluang: Mewujudkan Generasi Peduli Kesehatan Mental serta Disabilitas”
Menurut Erikson, tugas perkembangan individu pada masa dewasa awal adalah membangun intimacy, yakni kemampuan individu untuk membentuk hubungan yang dekat, terbuka, dan penuh komitmen dengan orang lain (Erikson dalam Mitchell dkk., 2021). Salah satu bentuk intimacy yang umum ditunjukkan oleh individu pada masa ini adalah menjalin hubungan percintaan. Pengalaman menjalin hubungan percintaan pada masa dewasa muda dapat menjadi fondasi yang menentukan kesuksesan individu dalam membangun hubungan interpersonal di masa depan (Fincham & Cui dalam Xia dkk., 2018). Individu pada masa dewasa muda yang mampu membangun dan mempertahankan hubungan percintaan yang positif cenderung lebih puas dengan hidup mereka secara keseluruhan (Adamcyzk & Segrin dalam Xia dkk., 2018). Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memastikan bahwa hubungan percintaan yang dijalani bersifat sehat.
Pernahkah Teman UKP merasa tidak dapat berhenti membaca berita negatif meskipun lama-kelamaan semakin merasa lelah dan kesal?
Ternyata, peristiwa tadi ada istilahnya loh, yaitu Doomscrolling. Penasaran? Yuk, kita simak lebih lanjut penjelasannya!
Doomscrolling merupakan sebuah istilah baru yang menggambarkan kecenderungan seseorang untuk terus menerus mengonsumsi berita negatif; bahkan ketika hal tersebut menjengkelkan. Sharma et al. (2022) mendefinisikan doomscrolling sebagai perhatian berlebih pada peristiwa-peristiwa negatif yang terkini (khususnya melalui media sosial) sehingga menyebabkan stres, ketidaknyamanan, dan kecemasan.
“Kok rasanya, aku dan dia sekarang udah beda banget, ya?”
Teman UKP, pernah nggak sih kamu merasa makin jauh dari teman dekatmu dulu? Padahal dulu kalian ke mana-mana selalu bersama, tapi sekarang rasanya semakin sulit untuk terhubung. Kalau kamu pernah atau sedang merasakannya, kamu tidak sendiri. Perubahan semacam ini adalah bagian alami dari pertumbuhan kita, terutama pada fase dewasa awal, yaitu usia 18 hingga 25 tahun, di mana banyak dinamika kehidupan mulai bergeser (De Vries et al., 2021; Wrzus & Neyer, 2016).
“…You are beautiful, beautiful, beautiful. Kamu cantik cantik dari hatimu,-”
Siapa yang tidak kenal lagu dari salah satu girl-group asal Indonesia ini—Cherrybelle? Potongan lirik tersebut berasal dari salah lagu mereka yang berjudul “Beautiful” dan dirilis pada tahun 2011. Secara tidak langsung, lagu tersebut ingin menyampaikan terkait pemaknaan lebih mendalam pada kecantikan, di mana kecantikan tidak selalu berasal dari fisik, melainkan juga dari hati, misalnya melalui kepribadian.
Apa itu JOMO?
Joy of Missing Out (JOMO) merupakan sensasi positif yang muncul ketika seseorang merasa lega dan bahagia karena tidak terhubung dengan orang lain (Barry et al., 2023). JoMO terjadi ketika seseorang mengalihkan fokusnya pada “di sini dan sekarang” daripada terus-menerus memikirkan “apa yang mungkin terjadi” atau terobsesi dengan peluang yang terlewatkan (Rees, 2017; Cording, 2018). Berbeda dengan FOMO yang menimbulkan rasa cemas, JOMO mengutamakan keputusan sadar untuk menghindari rasa cemas tersebut dan menikmati ketenangan dengan mengistirahatkan diri dari beragam informasi yang ada di sekitar yang dapat membanjiri pikiran dan membuat merasa lelah (Barry et al., 2023).
Pada dasarnya, JOMO adalah tentang menjadi hadir dan puas dengan kehidupan saat ini (Fuller, 2018). Oleh karena itu, JOMO memungkinkan kita untuk menjalani kehidupan dengan santai. JOMO juga mendorong fokus yang lebih besar pada hubungan antarmanusia sehingga kita dapat merasakan dan memaknai berbagai emosi yang hadir. Selain itu, gaya hidup JOMO dapat meningkatkan produktivitas, fokus, serta kesejahteraan emosional dan fisik. Manfaat secara fisik dan psikologis yang diperoleh ketika menerapkan gaya hidup JOMO sangat erat kaitannya dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs nomor 3 yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan. Hal ini karena individu yang sehat dan sejahtera baik secara fisik maupun mental akan dapat terus berkembang dan berkontribusi sebagai masyarakat yang menjadi komponen penting bagi pembangunan berkelanjutan.
Dewasa ini, kemampuan yang kita miliki untuk mengumpulkan banyak informasi terkadang melaju erat dengan ketidakmampuan kita mengolah tumpukan informasi tersebut menjadi bahan yang bernilai guna. Ketidaksinkronan tersebut direpresentasikan oleh istilah information overload yang pertama kali diperkenalkan oleh Gross (1964) sebagai kondisi ketika jumlah informasi yang diterima sebuah sistem (biologis/nonbiologis) melebihi kapasitasnya untuk memproses informasi tersebut.
Fenomena information overload sendiri sulit dilepaskan dari pesatnya perkembangan teknologi yang senantiasa memperluas produksi serta aksesibilitas informasi. Bawden & Robinson (2020) melaporkan pencarian istilah information overload melalui Google menghasilkan jumlah lebih dari tiga juta item. Selain itu, pencarian melalui sebuah database literatur akademik—Web of Knowledge—menghasilkan sekitar 3.000 artikel bertopik serupa.
Pada tanggal 10 Desember 2024, UKP membuka booth dalam Pameran Pengabdian kepada Masyarakat yang diadakan di GIK UGM. Selain dapat mengetahui informasi terkait layanan UKP, pengunjung dapat mengetahui terkait cara mengakses layanan yang tersedia di UKP.
Booth UKP berhasil menjadi salah satu daya tarik utama selama pameran berlangsung. Antusiasme terlihat dari partisipasi aktif dalam kuis serta interaksi pengunjung dengan tim di booth UKP, yang membuat suasana semakin meriah dan edukatif. Kehadiran UKP dalam pameran tersebut berkontribusi pada pencapaian beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3: Good Health and Well-being. Booth UKP memberikan edukasi tentang pentingnya kesehatan mental dan cara mengakses layanan yang tersedia, yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Pada tanggal 14-15 November 2024, UKP membuka booth dalam pameran Psyexpo, memperingati Dies Natalis Fakulas Psikologi UGM yang diadakan di sekitar Lapangan UFO Fakultas Psikologi. Di booth tersebut, pengunjung dapat mengetahui informasi terkait layanan UKP dan cara mengakses layanan yang tersedia. Program mini konseling gratis menjadi daya tarik utama booth UKP, dibuktikan dengan penuhnya slot sesi sejak hari pertama. Selain menyediakan sesi terbatas untuk mengikuti mini konseling gratis, booth UKP juga menyediakan kuis berhadiah bagi para pengunjung.